Saturday 5 March 2016

Terasing di Dalam Negeri. Eps. Mawar Bengkok

„Okke..girls let’s translate our material today into english. Don’t forget try to make good sentences okke.” Aktivitas pagi yang lumayan melebarkan mata. Berfikir. Ketika mata masih ngantuk sudah disodori kitab jawa pegon dan harus di alih bahasakan dalam bahasa inggris. Huammmm …..ada yang masih menguap, garuk-garuk kepala, berusaha nahan ngantuk dengan clingak clinguk sana sini. Asikk bener lihat mereka kaya gitu, kaya lagi nonton opera…ahaha 
 Entah kenapa pagi ini tiba-tiba aku di bikin baper dengan materi yang kita bahas. Akhlak. Yaahhh …kata itu mengingatkanku dengan keadaanku, temanku, keluargaku, saudara-saudaraku sebangsa tanah dan sebangsa air ( maksudnya sebangsa dan setanah air, emange cacing ma ikan bangsa tanah dan bangsa air. Ngawur ni lama-lama si penulis). Nasib kita sebagai generasi muda yang berakhlak, sudahkah kita membuktikan bahwa kita memang berakhlak? Atau omdo aja yang di gede-gedein? 
 Heumhhh ....Negeriku tercinta negeriku tersayang. Meskipun aku harus terasing di dalam negeriku sendiri, tapi bukan berarti aku tak peduli dengan tanah airku, tumpah darahku. Justru aku begitu bangga dengan negeri ini sampai terkadang begitu fanatik. Meskipun nggak jarang juga muncul perasaan benci yang sangat sangat tidak terkendali dengan betapa bejatnya moral sebagian bangsa yang tidak bertanggung jawab. Mereka mencoreng negeriku, mereka menodai nama baik negeriku, mereka menghancurkan masa depan negeriku,dan sebagainya dan sebagainya ( Episode allay juga nih kayaknya).
 Yaahh tapi begitulah kenyataannya. Beginilah negeriku, yang sebisa mungkin aku harus mencoba menjadi bangsa yang baik dan nggak ikut-ikutan tu sikap orang-orang yang begitu kejam menyiksa bumi pertiwi dengan tingkah-tingkahnya yang so s***(sorry). 
 okke ...ngomong masalah moral, memang itu momok yang telah menjamur dimana-mana. Dulu ya, pas aku masih kecil, kasus-kasus kriminal itu terjadi di kota-kota besar, lahh sekarang, di pojokan desa terpencilpun sudah ada kasus kriminal. naudzubillah. Apa sih yang mendalangi mereka sampai berbuat kayak gitu? membunuh, mencuri, melecehkan, malah sampai booming tuh kasus sianida, kurang kerjaan banget deh. 
Daripada ngerjain orang lain, mending nyari belut tuh disawah atau bersihin sampah yang bikin banjir, kan lebih bermanfaat. Adduhhh jadi ngelantur kemana-kemana, perasaan mau bahas mawar bengkok deh kok jadi sianida segala di bawa-bawa. 
Eittsss...sabar bro, jangan salah, mawar bengkok disini ada kaitannya dengan kasus-kasus di atas. kok bisa??? Yaa bisa lahh. 
kita cek yaa relasinya sekarang? aku nanya deh ma kalian? kira-kira kalau mawar bengkok itu apa penyebabnya? terus kenapa pula dia bisa bengkok? bisa nggak kalau kita bikin tu mawar nggak bengkok? Ayoo yang bisa jawab tunjuk gigi, eh tunjuk tangan ding..hehe 
 betul sekali heiii kamu yang bisa jawab, begitulah korelasinya. Kita ibaratkan moral bangsa adalah sebatang pohon mawar. 
Dalam kitab Akhlaqul Banin ataupun Akhlaqul Banat karya Umar Ibn Ahmad Barja‘ itu dijelaskan, kalau akhlak seseorang itu diibaratkan sebagai pohon mawar. Disitu di ceritakan kalau dalam Akhlaqul Banat pelakunya adalah Fatimah dan ibunya kalau Akhlaqul Banin sang pelaku adalah Ahmad dan bapaknya. Antara Fatimah dan Ahmad itu sama-sama anak kecil yang berbudi pekerti baik dan juga sangat cerdas anaknya, mereka selalu menanyakan hal-hal yang tidak mereka pahami diusia mereka yang masih sangat kecil. Suatu hari, mereka pergi ke kebun, dan melihat pohon mawar yang sangat cantik, tapi sayangnya pohonnya bengkok. Tanpa di suruh mereka langsung menanyakan kenapa pohon mawar yang begitu cantik ini pohonnya bengkok. Untuk anak seusia mereka, itu adalah pertanyaan yang luar biasa, tandanya mereka peka dengan lingkungan sekitar, kalau aku sih, mungkin kalau lihat mawar bengkok mikirnya karena udah takdir ...hehe. 
kemudian orang tua mereka menjawab, mawar itu bengkok karena ketika masih kecil tukang kebunnya nggak meluruskannya ketika mawar itu bengkok, jadinya saat besar, susah mau di lurusin, nanti bisa-bisa patah pohonnya. 
Sama dengan manusia, ketika manusia itu tidak dididik akhlak yang baik sejak kecil, saat besar nanti mereka akan susah untuk dididik akhlak yang baik. Di larang begini, bilangnya katrok. Nggak boleh begitu bilangnya orang tua kejam, cerewet, nggak sayang dan bla..bla...blaa...berikutnya yang terkadang menyesakkan dada. 
 Jadi, alangkah baiknya bagi kita selaku generasi muda, mumpung belum terlalu bengkok, lebih baik kita cari solusi untuk meluruskan sikap kita yang masih bengkok. Jangan terus salahkan keadaan yang mempengaruhi kepribadian kita. 
Hidup itu pilihan brothers. Kita sudah di tunjukkan antara jalan yang lurus dan jalan berkelok. Tentunya sebagai manusia yang berakal, kita bisa memilih jalan mana yang harus di tempuh dan yang harus kita tinggalkan. Okke guys….salam ukhuwah, tetap semangat dan make a good movement. Mari berhijrah ….:)

No comments:

Post a Comment